Antioksidan: Jenis, Manfaat, & Sumber

Antioksidan: Jenis, Manfaat, & Sumber

Daftar 20 kategori antioksidan ini mencakup berbagai jenis antioksidan yang telah diteliti, dengan klasifikasi paling lengkap berdasarkan sumber, mekanisme kerja, dan fungsinya.

A. Pendahuluan

Antioksidan adalah senyawa yang berperan dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif akibat radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul tidak stabil dengan elektron tidak berpasangan, sehingga cenderung merusak DNA, protein, dan membran sel. Akumulasi kerusakan ini dapat berkontribusi pada penuaan serta berbagai penyakit kronis.

Radikal bebas dapat berasal dari dalam tubuh (endogen) maupun dari luar tubuh (eksogen). Sumber endogen meliputi proses metabolisme normal, seperti respirasi seluler di mitokondria, peradangan, dan aktivitas enzim tertentu. Sementara itu, sumber eksogen mencakup polusi, radiasi, asap rokok, serta makanan yang mengandung senyawa prooksidan.

Sebagian besar organ dan bagian tubuh memiliki sistem antioksidan yang hampir sama. Antioksidan terbagi menjadi dua jenis, yaitu endogen dan eksogen. Antioksidan endogen diproduksi oleh tubuh melalui enzim seperti glutathione, superoxide dismutase (SOD), dan katalase, yang berperan dalam menetralisir radikal bebas. Sementara itu, antioksidan eksogen diperoleh dari makanan, seperti vitamin C, vitamin E, flavonoid, dan polifenol, yang berfungsi melindungi sel dari kerusakan oksidatif.

Apa Oksidasi?

Oksidasi adalah proses ketika suatu zat kehilangan elektron saat bereaksi dengan oksigen atau senyawa lain. Proses ini bisa terjadi dalam tubuh maupun di lingkungan sekitar.

Contoh Oksidasi

  1. Besi berkarat → Besi (Fe) bereaksi dengan oksigen dan air, membentuk karat (Fe₂O₃).
  2. Buah apel menghitam → Apel yang dipotong terkena udara dan mengalami oksidasi, menyebabkan warna kecokelatan.
  3. Lilin menyala → Saat lilin terbakar, lilin (hidrokarbon) bereaksi dengan oksigen, menghasilkan karbon dioksida dan air.
  4. Napas manusia → Saat bernapas, oksigen digunakan dalam sel untuk menghasilkan energi, dan ini melibatkan reaksi oksidasi.
  5. Lipid peroksidasi → Kerusakan lemak di membran sel oleh radikal bebas, yang dapat menyebabkan disfungsi sel.
  6. Oksidasi DNA → Radikal bebas dapat merusak DNA, meningkatkan risiko mutasi genetik dan kanker.
  7. Oksidasi protein → Dapat mengubah struktur dan fungsi protein, mengganggu aktivitas enzim dan sel.

Oksidasi Berlebihan

Oksidasi yang berlebihan di dalam tubuh menyebabkan stres oksidatif, yaitu kondisi di mana jumlah radikal bebas lebih banyak daripada kemampuan antioksidan tubuh untuk menetralkannya.

Dampak Oksidasi Berlebihan:

  • Penuaan dini → Kerusakan sel akibat oksidasi mempercepat penuaan.
  • Penyakit jantung → Oksidasi kolesterol LDL dapat menyumbat pembuluh darah.
  • Kanker → Kerusakan DNA akibat radikal bebas dapat menyebabkan mutasi sel.
  • Gangguan saraf → Stres oksidatif berkontribusi pada penyakit Alzheimer dan Parkinson.

Dalam tubuh, ada beberapa enzim dan molekul yang berperan dalam menghasilkan atau mengaktifkan antioksidan untuk melawan stres oksidatif. Berikut adalah daftar enzim dan molekul beserta antioksidan yang dihasilkannya:

1. Enzim Antioksidan yang Diproduksi dalam Tubuh

Enzim Antioksidan yang Dihasilkan Fungsi Utama
Superoksida Dismutase (SOD) Mengubah radikal bebas superoksida (O₂⁻) menjadi hidrogen peroksida (H₂O₂) Menetralkan radikal superoksida untuk melindungi sel
Katalase (CAT) Mengurai hidrogen peroksida (H₂O₂) menjadi air (H₂O) dan oksigen (O₂) Mencegah kerusakan akibat akumulasi hidrogen peroksida
Glutation Peroksidase (GPx) Mengubah hidrogen peroksida dan radikal bebas lipid menjadi senyawa tidak berbahaya Menetralkan peroksida menggunakan glutation
Glutation Reduktase (GR) Mengubah glutation teroksidasi (GSSG) kembali menjadi glutation tereduksi (GSH) Memastikan regenerasi glutation agar tetap aktif sebagai antioksidan
Glutation S-Transferase (GST) Mendetoksifikasi radikal bebas dan senyawa elektrofilik dengan mengkonjugasikan glutation Meningkatkan ekskresi toksin dan perlindungan sel
Heme Oksigenase-1 (HO-1) Memecah heme menjadi biliverdin, karbon monoksida (CO), dan zat besi bebas Menghasilkan bilirubin, antioksidan kuat yang melindungi sel
Paraoxonase (PON1) Melindungi lipid dalam darah dari oksidasi Mencegah oksidasi kolesterol LDL untuk kesehatan jantung
Tioredoksin Reduktase (TrxR) Menjaga keseimbangan redoks dengan mereduksi protein tioredoksin Melindungi sel dari stres oksidatif dan mendukung fungsi seluler
Tioredoksin (Trx) Protein redoks yang berperan dalam regulasi sinyal seluler dan perlindungan terhadap stres oksidatif Berfungsi dalam perbaikan protein yang teroksidasi dan regulasi apoptosis

Enzim-enzim ini bekerja secara sinergis untuk menjaga kesehatan sel dan mencegah kerusakan akibat stres oksidatif yang bisa memicu penyakit.

2. Molekul Antioksidan yang Diproduksi dalam Tubuh

Molekul Sumber/ Tempat Produksi Fungsi Antioksidan
Glutation (GSH) sel tubuh terutama sel hati dan sel otak Menetralkan radikal bebas, mendukung enzim antioksidan, antioksidan utama dalam sel tubuh
Asam Urat Hasil metabolisme pemecahan purin di sel hati Antioksidan kuat, terutama dalam plasma darah dan cairan serebrospinal. Menetralisir radikal bebas seperti peroksinitrit (ONOO⁻) dan hidroksil (OH•).
Koenzim Q10 (Ubiquinone) Mitokondria (pusat energi sel) Melindungi membran sel dan mitokondria dari kerusakan oksidatif, (selain menghasilkan energi, rantai transport elektron mitokondria)
Bilirubin Hasil pemecahan heme oleh enzim heme oksigenase (HO-1) dalam hati Bertindak sebagai antioksidan kuat, terutama dalam darah dan otak
Melatonin Kelenjar pineal di otak Menetralkan radikal bebas dan melindungi sel otak
Asam Lipoat Mitokondria (pusat energi sel) Memperkuat efek antioksidan lain seperti vitamin C dan E, selain menghasilkan energi

Tubuh memiliki sistem antioksidan yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu enzimatik, seperti superoksida dismutase (SOD), katalase, dan glutation peroksidase (GPx), serta non-enzimatik, seperti glutation, asam urat, dan koenzim Q10. Kedua sistem ini bekerja sama untuk menangkal stres oksidatif dan melindungi sel dari kerusakan. Glutation (GSH) sendiri merupakan molekul antioksidan utama dalam tubuh yang bukan merupakan enzim, tetapi berperan penting dalam mendukung kerja enzim seperti GPx dan glutation reduktase (GR) untuk menetralisir radikal bebas serta mendaur ulang bentuk teroksidasinya (GSSG) kembali menjadi bentuk aktif (GSH). Glutation (GSH) adalah tripeptida yang terdiri dari glutamat, sistein, dan glisin. Senyawa ini berperan sebagai komponen utama dalam sistem pertahanan antioksidan tubuh. Dengan menjaga pola makan sehat dan gaya hidup yang baik, kita dapat membantu tubuh mempertahankan keseimbangan antioksidan ini.

Antioksidan non-enzimatik, yang juga dikenal sebagai antioksidan molekul, merupakan senyawa kimia yang secara langsung bereaksi dengan radikal bebas untuk menetralisirnya. Berbeda dengan enzim antioksidan yang berfungsi sebagai katalis dalam reaksi biokimia, antioksidan non-enzimatik bekerja langsung dengan menyumbangkan elektron atau hidrogen untuk menonaktifkan spesies reaktif oksigen (ROS) dan radikal bebas lainnya. Sebagai donor elektron atau hidrogen, antioksidan molekul berperan penting dalam menstabilkan molekul radikal bebas. Fungsinya mencakup perlindungan terhadap membran sel, cairan tubuh, dan sistem saraf dari stres oksidatif, yang dapat berkontribusi pada penuaan, penyakit neurodegeneratif, serta gangguan metabolik.

Beberapa Organ atau Bagian Tubuh beserta Antioksidan

Hati

Hati berfungsi mendetoksifikasi tubuh. Sel hati (hepatosit) menghasilkan berbagai enzim antioksidan yang berperan penting dalam melindungi sel dari stres oksidatif dan kerusakan akibat radikal bebas.

Otak

Otak sangat rentan terhadap stres oksidatif karena memiliki kebutuhan oksigen yang tinggi, kandungan lipid yang mudah teroksidasi, serta aktivitas sistem perbaikan oksidatif yang relatif rendah dibandingkan organ lain. Untuk melindungi sel saraf (neuron) dari stres oksidatif, otak menghasilkan berbagai enzim dan senyawa antioksidan non-enzimatik. Otak memanfaatkan kombinasi enzim antioksidan, seperti SOD, katalase, GPx, GR, HO-1, dan TrxR, serta antioksidan non-enzimatik, seperti glutation, vitamin C, vitamin E, bilirubin, dan koenzim Q10, guna melindungi sel saraf. Gangguan dalam sistem antioksidan ini dapat meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif, termasuk Alzheimer, Parkinson, dan stroke.

B. Antioksidan Alkaloid

👉 Antioksidan Berdasarkan Sumber & Struktur Kimia: Senyawa nitrogen yang memiliki aktivitas antioksidan dan efek farmakologis lainnya.

📌 Fungsi utama:

  • 🛡 Menghambat pertumbuhan bakteri dan virus dengan efek antimikroba.
  • Melindungi sel dari stres oksidatif dan radikal bebas.
  • 🧠 Meningkatkan fungsi kognitif dan kesehatan sistem saraf.

Beberapa alkaloid yang berperan sebagai antioksidan:

  • Berberin – Alkaloid dalam tanaman herbal yang memiliki efek antioksidan, antiinflamasi, dan mendukung metabolisme, sumber alami di tanaman seperti Berberis (barberry), Coptis (goldthread), dan Hydrastis canadensis (goldenseal).
  • Capsaicin – Alkaloid dalam cabai yang memiliki sifat antioksidan dan mendukung kesehatan metabolisme, sumber alami di cabai merah (Capsicum annuum) dan cabai rawit (Capsicum frutescens).
  • Kafein – Ditemukan dalam kopi dan teh, memiliki aktivitas antioksidan serta meningkatkan kewaspadaan, sumber alami di biji kopi (Coffea spp.), daun teh (Camellia sinensis), dan biji kakao (Theobroma cacao).
  • Karpain – Alkaloid khas dalam daun pepaya yang memiliki sifat antioksidan dan antimikroba, sumber alami di daun pepaya (Carica papaya).
  • Nicotine – Alkaloid dalam tembakau yang memiliki aktivitas antioksidan pada dosis rendah, meskipun efeknya kompleks bagi kesehatan, sumber alami di tanaman tembakau (Nicotiana tabacum dan Nicotiana rustica).
  • Quinolin – Alkaloid dengan potensi antioksidan yang membantu melindungi sel dari stres oksidatif, sumber alami di berbagai tanaman seperti Cinchona (kina) dan beberapa spesies nightshade.
  • Solanin – Alkaloid dalam kentang dan tomat yang berperan sebagai antioksidan dan melindungi dari patogen, sumber alami di kentang hijau (Solanum tuberosum) dan tomat mentah (Solanum lycopersicum).
  • Sanguinarin – Alkaloid yang ditemukan dalam tanaman tertentu, memiliki sifat antioksidan dan antimikroba, sumber alami di tanaman seperti Bloodroot (Sanguinaria canadensis) dan Macleaya cordata.
  • Teobromin – Alkaloid dalam kakao yang memiliki sifat antioksidan dan mendukung kesehatan jantung, sumber alami di biji kakao (Theobroma cacao) dan beberapa jenis teh.
  • Vinblastine & Vincristine – Alkaloid dalam tanaman Catharanthus roseus yang memiliki aktivitas antioksidan serta digunakan dalam pengobatan kanker, sumber alami di tanaman tapak dara (Catharanthus roseus).
C. Antioksidan Berbasis Lipid (Lipid Antioksidan)

👉 Antioksidan dari Sumber Khusus: Beberapa jenis lemak atau senyawa berbasis lipid memiliki aktivitas antioksidan yang penting bagi tubuh.

📌 Fungsi utama:

  • 🧠 Menjaga kesehatan sel saraf dan fungsi otak
  • 🛡 Melindungi membran sel dari peroksidasi lipid

👉 Beberapa senyawa lipid yang berperan sebagai antioksidan:

  • Asam Lemak Omega-3 (DHA & EPA) – Memiliki efek antiinflamasi serta membantu menangkal radikal bebas, sumber alami di ikan berlemak (salmon, tuna, sarden), biji chia, biji rami, dan minyak ikan.
  • Asam Lemak Omega-6 (GLA & LA) – Membantu menjaga keseimbangan inflamasi dalam tubuh serta mendukung kesehatan kulit dan otak, sumber alami di minyak evening primrose, minyak borage, minyak bunga matahari, dan kacang-kacangan.
  • Astaxantin – Karotenoid lipofilik yang sangat kuat dalam menangkal radikal bebas, mendukung kesehatan kulit, mata, dan jantung, sumber alami di alga merah, salmon, udang, lobster, dan kepiting.
  • Fosfolipid Antioksidan – Berperan dalam menjaga integritas membran sel dan mendukung stabilitas strukturalnya, sumber alami di kuning telur, kedelai, hati, dan makanan laut seperti udang serta kepiting.
  • Karotenoid Lipofilik (seperti Beta-Karoten dan Lutein) – Membantu melindungi lipid dari oksidasi serta mendukung kesehatan mata dan kulit, sumber alami di wortel, ubi jalar, paprika merah, bayam, dan kuning telur.
  • Koenzim Q10 – Berperan dalam perlindungan terhadap stres oksidatif dan mendukung produksi energi seluler, sumber alami di daging merah, ikan, brokoli, bayam, dan kacang tanah.
  • Sterol dan Stanol – Berkontribusi dalam perlindungan sel terhadap stres oksidatif serta membantu menurunkan kadar kolesterol, sumber alami di minyak nabati, kacang-kacangan, biji-bijian, dan produk berbasis gandum.
  • Squalene – Antioksidan lipid yang membantu melindungi kulit dari radikal bebas dan mendukung sistem kekebalan tubuh, sumber alami di minyak hati ikan hiu, minyak zaitun, amaranth, dan gandum.
  • Tokoferol (Vitamin E) – Bertindak sebagai antioksidan lipid utama yang melindungi lemak dalam membran sel dari oksidasi, sumber alami di kacang-kacangan (almond, hazelnut), biji bunga matahari, minyak zaitun, dan sayuran hijau.
D. Antioksidan Berbasis RNA & DNA (Nukleotida Antioksidan)

👉 Antioksidan dari Sumber Khusus: Beberapa nukleotida memiliki peran dalam perlindungan sel terhadap stres oksidatif.

📌 Fungsi utama:

  • 🛡 Melindungi DNA dari kerusakan oksidatif akibat radikal bebas.
  • 🔄 Mendukung regenerasi antioksidan lain dalam tubuh.
  • Berperan dalam metabolisme energi dan stabilitas seluler.
  • 🧬 Mendukung perbaikan DNA untuk mencegah mutasi genetik.

Beberapa senyawa nukleotida yang berperan sebagai antioksidan:

  • 5'-AMP (Adenosin Monofosfat) – Membantu menjaga keseimbangan energi seluler dan melindungi struktur DNA, sumber alami di daging sapi, ayam, ikan, serta makanan laut seperti kepiting dan lobster.
  • Asam Urat – Produk akhir dari metabolisme purin yang berfungsi sebagai antioksidan kuat dalam plasma darah, sumber alami di daging merah, jeroan (hati, ginjal), ikan sarden, makarel, dan kacang-kacangan.
  • ATP (Adenosin Trifosfat) – Selain sebagai sumber energi, juga membantu melindungi sel dari stres oksidatif dengan mendukung enzim antioksidan, sumber alami di daging, ikan, telur, dan makanan laut seperti kerang serta udang.
  • Citosin – Salah satu basa nukleotida yang membantu memperbaiki kerusakan DNA akibat radikal bebas, sumber alami di produk gandum, kacang-kacangan, dan beberapa jenis ganggang laut.
  • Cyclic AMP (cAMP) – Berperan dalam regulasi sinyal seluler dan mengurangi dampak stres oksidatif, sumber alami di kopi, teh hijau, cokelat hitam, dan makanan yang mengandung kafein atau theobromine.
  • Guanosin – Berperan dalam perlindungan DNA dan RNA terhadap oksidasi, sumber alami di jamur (shiitake, maitake), kacang-kacangan, biji-bijian, dan beberapa jenis teh hijau.
  • Inosin – Berperan dalam pemulihan energi seluler dan memiliki efek antioksidan dalam jaringan otot, sumber alami di ikan, daging unggas, dan produk berbasis purin.
  • NADH & NADPH – Berperan dalam regenerasi antioksidan lain seperti glutathione dan vitamin C, sumber alami di sayuran berdaun hijau (bayam, kale), daging unggas, ikan, telur, dan produk susu fermentasi.
  • Polinukleotida – Polimer yang terdiri dari nukleotida dan berperan dalam penyimpanan serta transfer informasi genetik, Ditemukan dalam tubuh di DNA dan RNA yang terdapat di semua sel makhluk hidup.
  • Uridin – Berperan dalam metabolisme fosfolipid dan perlindungan saraf dari stres oksidatif, sumber alami di ragi, susu ibu, tomat, dan jamur.
E. Antioksidan Eksopolisakarida Mikrobiota

Eksopolisakarida (EPS) dari mikrobiota adalah senyawa bioaktif yang berperan sebagai antioksidan alami, membantu melindungi sel dari stres oksidatif dan mendukung keseimbangan mikrobiota usus, serta termasuk dalam antioksidan berdasarkan sumber & struktur kimia (polisakarida alami), antioksidan dari sumber khusus (mikroorganisme), antioksidan berdasarkan mekanisme kerja (menangkap radikal bebas, mengelat ion logam), dan antioksidan berdasarkan fungsinya dalam tubuh (pencegahan & terapeutik).

📌 Fungsi utama:

  • 🛡 Menangkal radikal bebas – EPS dari mikrobiota memiliki sifat antioksidan yang melindungi sel dari kerusakan oksidatif.
  • 🔬 Mendukung keseimbangan mikrobiota – EPS yang dihasilkan oleh bakteri probiotik membantu pertumbuhan bakteri baik dan menjaga kesehatan usus.
  • 💊 Berpotensi sebagai agen terapeutik – EPS memiliki kemungkinan aplikasi dalam pencegahan dan pengobatan penyakit akibat stres oksidatif.

Beberapa eksopolisakarida yang berfungsi sebagai antioksidan:

  • β-Glukan – EPS dari Saccharomyces cerevisiae yang dikenal dapat meningkatkan sistem imun dan mengurangi stres oksidatif, sumber alami di ragi roti, jamur seperti shiitake (Lentinula edodes), oat, dan barley.
  • Alginate – EPS dari alga coklat yang berfungsi sebagai antioksidan dan pelindung sel dari stres oksidatif, sumber alami di alga coklat seperti kelp (Laminaria), kombu, dan wakame.
  • Dextran – EPS yang dihasilkan oleh Leuconostoc mesenteroides, dikenal memiliki manfaat sebagai antioksidan dan prebiotik, sumber alami di beberapa produk fermentasi seperti roti sourdough dan beberapa makanan fermentasi lainnya.
  • Fucoidan – Polisakarida sulfat dari alga coklat yang memiliki efek antioksidan, antiinflamasi, dan imunomodulator, sumber alami di alga coklat seperti mozuku (Cladosiphon okamuranus), kombu, dan wakame.
  • Heteropolisakarida EPS – Dihasilkan oleh bakteri probiotik seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium, memiliki aktivitas antioksidan dan imunomodulator, sumber alami di makanan fermentasi seperti yogurt, kefir, dan kimchi.
  • Hyaluronan (Asam Hialuronat) – Polisakarida yang ditemukan dalam jaringan tubuh dan memiliki sifat antioksidan serta protektif terhadap sel, ditemukan dalam tubuh di jaringan ikat, cairan sendi, dan ekstrak, sumber alami di jengger ayam.
  • Levan – EPS yang diproduksi oleh Zymomonas mobilis dan beberapa bakteri lainnya, diketahui memiliki efek antioksidan serta sifat antikanker, sumber alami di tanaman gandum, madu, dan beberapa bakteri tanah.
  • Pullulan – EPS yang diproduksi oleh Aureobasidium pullulans, memiliki sifat antioksidan dan digunakan dalam industri farmasi serta pangan, sumber alami di makanan fermentasi dan beberapa produk farmasi.
F. Antioksidan Enzimatik

👉 Antioksidan Berdasarkan Mekanisme Kerja: Enzim yang bekerja dengan mengubah atau menetralkan radikal bebas melalui reaksi biokimia.

📌 Fungsi utama:

  • 🛡 Mengurangi stres oksidatif dalam tubuh dengan menetralisir radikal bebas.
  • 🔥 Mendukung keseimbangan redoks dalam sel untuk mencegah kerusakan.
  • 🧬 Meningkatkan pencernaan dan kesehatan sistem imun (Papain).
  • 🔄 Mengubah radikal superoksida menjadi molekul yang lebih aman.

Beberapa enzim yang berperan sebagai antioksidan:

  • Glutathione Peroxidase (GPx) – Menggunakan selenium sebagai kofaktor untuk menetralisir hidrogen peroksida, ditemukan dalam tubuh di hati, ginjal, dan otak manusia, serta sumber alami di bawang putih, brokoli, kacang brazil, bayam.
  • Glutathione Reductase – Mengembalikan glutathione ke bentuk aktifnya untuk mempertahankan sistem pertahanan antioksidan seluler, ditemukan dalam tubuh di hampir semua sel tubuh, serta sumber alami di asparagus, alpukat, bayam, dan kubis.
  • Hemoxygenase (HO-1) – Menguraikan heme menjadi biliverdin, yang memiliki sifat antioksidan kuat, ditemukan dalam tubuh di sel hati, limpa, dan jaringan otak, serta sumber alami di kunyit, teh hijau, bawang putih.
  • Katalase – Menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen, mengurangi stres oksidatif, ditemukan dalam tubuh di hati, ginjal, dan sel darah merah, serta sumber alami di bayam, brokoli, ubi jalar, dan alpukat.
  • Papain – Enzim proteolitik dari pepaya yang membantu pencernaan serta memiliki efek antioksidan, sumber alami di getah pepaya mentah (Carica papaya), pepaya hijau dan biji pepaya.
  • Paraoxonase (PON1) – Berperan dalam perlindungan terhadap oksidasi lipid dalam lipoprotein darah, ditemukan dalam tubuh di plasma darah, terutama terkait dengan lipoprotein HDL, serta sumber alami di minyak zaitun, anggur merah, alpukat.
  • Peroxiredoxin – Mengurangi peroksida berbahaya, membantu menjaga keseimbangan redoks dalam sel, ditemukan dalam tubuh di hampir semua jaringan tubuh, termasuk otak, hati, dan jantung, serta sumber alami di teh hijau, kacang almond, blueberry.
  • Sirtuin (SIRT) – Enzim yang membantu mengatur stres oksidatif dan memperbaiki DNA, ditemukan dalam tubuh di berbagai jaringan tubuh, termasuk otot, otak, dan hati, serta sumber alami di anggur merah, kacang kenari, dark chocolate, teh hijau.
  • Superoxide Dismutase (SOD) – Mengubah radikal superoksida menjadi hidrogen peroksida yang lebih aman, ditemukan dalam tubuh di mitokondria, sitoplasma, dan cairan ekstraseluler, serta sumber alami di brokoli, gandum utuh, bayam, kubis Brussel.
  • Thioredoxin – Berperan dalam perlindungan sel terhadap kerusakan oksidatif dan regenerasi protein, ditemukan dalam tubuh di berbagai jaringan tubuh, termasuk jantung, hati, dan otak, serta sumber alami di ginseng, teh hijau, kunyit, bawang putih.
G. Antioksidan Fenolik

👉 Antioksidan berdasarkan sumber & struktur kimia: Senyawa yang mengandung gugus fenol dan bekerja dengan mendonorkan elektron untuk menangkal radikal bebas.

📌 Fungsi utama:

  • 🛡 Menangkal radikal bebas untuk mencegah kerusakan sel.
  • 🔥 Mengurangi peradangan dengan menghambat enzim proinflamasi dan menekan stres oksidatif.
  • 🧬 Melindungi sel dari stres oksidatif serta mencegah penuaan dini dan penyakit degeneratif.
  • 💖 Mendukung kesehatan jantung dengan meningkatkan sirkulasi darah dan menjaga elastisitas pembuluh darah.

Beberapa senyawa fenolik yang berperan sebagai antioksidan:

  • Flavonoid – Golongan senyawa fenolik yang memiliki efek antioksidan dan antiinflamasi, ditemukan dalam tubuh di jaringan darah dan sel endotel, senyawa fenolik:
    • 🔹 Quercetin – Ditemukan dalam apel, bawang, dan teh hijau.
    • 🔹 Kaempferol – Berperan dalam perlindungan sel dan pencegahan penyakit kronis, sumber alami di brokoli, bayam, dan teh hijau.
    • 🔹 Myricetin – Memiliki sifat antioksidan kuat dan mendukung kesehatan kardiovaskular, sumber alami di anggur merah, teh, dan kacang-kacangan.
  • Tanin – Polifenol besar yang ditemukan dalam teh, anggur, dan cokelat, ditemukan dalam tubuh di usus dan hati, senyawa fenolik:
    • 🔹 Asam Galat – Berperan dalam menangkal radikal bebas dan mendukung kesehatan hati, sumber alami di anggur, teh hijau, dan kulit buah delima.
    • 🔹 Tanin Terkondensasi – Dapat membantu kesehatan pencernaan dan memiliki sifat antibakteri, sumber alami di teh hitam, anggur merah, dan kacang-kacangan.
  • Asam Fenolat – Antioksidan alami yang ditemukan dalam kopi, buah-buahan, dan sayuran, ditemukan dalam tubuh di sistem pencernaan dan darah, senyawa fenolik:
    • 🔹 Asam Klorogenat – Berperan dalam pengelolaan gula darah dan melawan stres oksidatif, sumber alami di kopi, terong, dan ubi jalar.
    • 🔹 Asam Kafeat – Dikenal memiliki sifat antiinflamasi dan perlindungan terhadap DNA, sumber alami di kopi, apel, dan tomat.
  • Resveratrol – Polifenol yang ditemukan dalam anggur merah dan kacang, memiliki efek kardioprotektif, ditemukan dalam tubuh di sistem kardiovaskular, serta sumber alami di: anggur merah, blueberry, dan kacang tanah.
  • Curcumin – Ditemukan dalam kunyit, memiliki sifat antiinflamasi dan neuroprotektif, ditemukan dalam tubuh di otak dan hati, serta sumber alami di: kunyit, jahe, dan temulawak.
  • Lignan – Senyawa polifenol yang ditemukan dalam biji rami, biji wijen, dan beberapa tanaman lain, dikenal memiliki sifat antioksidan dan fitoestrogenik, ditemukan dalam tubuh di sistem endokrin, serta sumber alami di biji rami, biji wijen, dan brokoli.
H. Antioksidan Gasotransmitter

👉 Antioksidan Berdasarkan Mekanisme Kerja: Molekul gas bioaktif yang berperan dalam mengatur stres oksidatif dan melindungi sel, seperti nitrogen monoksida (NO), hidrogen sulfida (H₂S), dan karbon monoksida (CO). Antioksidan gasotransmitter diproduksi dalam tubuh dan berperan penting dalam modulasi stres oksidatif, inflamasi, serta fungsi seluler. Dalam konsentrasi fisiologis, gasotransmitter dapat bertindak sebagai antioksidan dengan menetralkan radikal bebas dan memperkuat pertahanan sel terhadap kerusakan oksidatif.

📌 Fungsi utama:

  • 🛡 Menetralkan radikal bebas – Gasotransmitter tertentu dapat menghambat pembentukan radikal bebas atau langsung berinteraksi dengan molekul reaktif untuk mengurangi stres oksidatif.
  • 🛡 Melindungi mitokondria – Membantu menjaga fungsi mitokondria dengan meningkatkan produksi enzim antioksidan dan mengurangi stres oksidatif.
  • 🛡 Modulasi inflamasi – Beberapa gasotransmitter berperan dalam mengatur respons inflamasi dengan mengurangi produksi sitokin proinflamasi.
  • 🛡 Vasodilatasi & regulasi sirkulasi – Membantu dalam relaksasi pembuluh darah, meningkatkan aliran darah, dan mengurangi tekanan oksidatif dalam sistem kardiovaskular.

Beberapa gasotransmitter yang berfungsi sebagai antioksidan:

  • Hidrogen (H₂) dalam konsentrasi fisiologis – Bertindak sebagai antioksidan selektif yang secara spesifik menargetkan radikal hidroksil (•OH) dan peroksinitrit (ONOO⁻), dua bentuk radikal bebas paling berbahaya. H₂ juga berperan dalam mengurangi stres oksidatif sistemik dan meningkatkan metabolisme energi seluler. Ditemukan dalam tubuh di: plasma darah, mitokondria, dan sistem saraf pusat. Sumber alami: fermentasi bakteri di usus, air kaya hidrogen, inhalasi gas hidrogen.
  • Hidrogen sulfida (H₂S) dalam konsentrasi fisiologis – Berperan dalam mengurangi stres oksidatif dengan meningkatkan aktivitas enzim antioksidan seperti glutathione peroxidase dan superoksida dismutase (SOD). H₂S juga membantu dalam perlindungan mitokondria, modulasi inflamasi, dan regulasi tekanan darah dengan memperlebar pembuluh darah. Ditemukan dalam tubuh di: sistem kardiovaskular, otak, hati, dan usus. Sumber alami: bawang putih, bawang merah, sayuran cruciferous (brokoli, kubis), dan fermentasi bakteri usus.
  • Karbon monoksida (CO) dalam konsentrasi fisiologis – Memiliki efek sitoprotektif dengan menekan produksi radikal bebas berlebih, menginduksi ekspresi enzim antioksidan, dan mengurangi peradangan. CO juga membantu menjaga keseimbangan heme oksigenase-1 (HO-1), yang penting dalam proses detoksifikasi seluler dan perlindungan jaringan dari cedera oksidatif. Ditemukan dalam tubuh di: sel darah merah, paru-paru, dan otot. Sumber alami: metabolisme heme dalam tubuh, asap kayu dalam jumlah kecil, dan fermentasi mikroba.
  • Metana (CH₄) dalam konsentrasi fisiologis – Berperan dalam mengurangi peradangan dan stres oksidatif dengan menghambat produksi sitokin proinflamasi. CH₄ juga diketahui memiliki efek protektif terhadap jaringan, terutama dalam kondisi hipoksia dan cedera akibat oksidasi. Ditemukan dalam tubuh di: saluran cerna (terutama usus besar) dan sistem peredaran darah. Sumber alami: fermentasi mikroba di usus besar (oleh Methanobrevibacter smithii), konsumsi makanan fermentasi.
  • Nitrogen monoksida (NO) dalam konsentrasi fisiologis – Bertindak sebagai molekul pensinyalan yang mengatur aliran darah, melindungi sel endotel dari kerusakan oksidatif, serta menghambat peroksidasi lipid yang dapat merusak sel. NO juga berperan dalam neurotransmisi dan meningkatkan ekspresi enzim antioksidan untuk melawan stres oksidatif. Ditemukan dalam tubuh di: sel endotel pembuluh darah, otak, dan sistem saraf perifer. Sumber alami: bit merah, bayam, selada, cokelat hitam, dan fermentasi bakteri dalam usus.
I. Antioksidan Glukosinolat & Isothiocyanate

👉 Antioksidan Berdasarkan Sumber & Struktur Kimia: Senyawa sulfur yang berperan dalam detoksifikasi dan perlindungan sel terhadap kanker.

📌 Fungsi utama:

  • 🛡 Membantu tubuh dalam detoksifikasi racun melalui enzim hati.
  • 🦠 Berpotensi dalam pencegahan kanker dengan meningkatkan mekanisme pertahanan sel.
  • 🥦 Ditemukan dalam sayuran cruciferous seperti brokoli, kubis, dan kale, yang kaya akan senyawa pelindung sel.

Beberapa senyawa glukosinolat & isothiocyanate yang berperan sebagai antioksidan:

  • 4-Methylsulfinylbutyl Isothiocyanate (Sulforaphene) – Memiliki aktivitas antioksidan dan antikanker. Ditemukan dalam tubuh di: jaringan hati, usus, dan darah. Sumber alami: lobak merah.
  • Allyl Isothiocyanate – Berperan dalam perlindungan sel dari stres oksidatif dan memiliki efek antimikroba. Ditemukan dalam tubuh di: sistem pencernaan dan darah. Sumber alami: mustard, lobak, dan wasabi.
  • Benzil Isothiocyanate – Melindungi sel dari stres oksidatif dan memiliki sifat antiinflamasi. Ditemukan dalam tubuh di: hati, sistem pencernaan, dan darah. Sumber alami: kecambah brokoli, biji mustard, dan beberapa sayuran cruciferous.
  • Erucin – Isothiocyanate yang memiliki efek protektif terhadap stres oksidatif. Ditemukan dalam tubuh di: hati dan darah. Sumber alami: rukola dan brokoli.
  • Feniletil Isothiocyanate (PEITC) – Memiliki efek antioksidan kuat dan berpotensi melindungi terhadap kanker. Ditemukan dalam tubuh di: plasma darah dan jaringan hati. Sumber alami: sayuran cruciferous seperti brokoli dan kubis.
  • Glukorafanin – Prekursor sulforaphane yang memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Ditemukan dalam tubuh di: usus dan hati setelah dikonversi menjadi sulforaphane. Sumber alami: brokoli, kubis, dan kale.
  • Glukosinolat – Prekursor dari isothiocyanate yang memiliki efek antikarsinogenik dan mendukung detoksifikasi. Ditemukan dalam tubuh di: sistem pencernaan dan hati. Sumber alami: sayuran cruciferous seperti brokoli, kembang kol, kubis, dan kale.
  • Indole-3-Carbinol – Senyawa hasil metabolisme glukosinolat yang membantu keseimbangan hormon dan kesehatan sel. Ditemukan dalam tubuh di: hati dan jaringan endokrin. Sumber alami: brokoli, kubis, dan kembang kol.
  • Isothiocyanate (Sulforaphane) – Berperan dalam menginduksi enzim detoksifikasi di hati dan melindungi sel dari stres oksidatif. Ditemukan dalam tubuh di: hati dan darah. Sumber alami: brokoli, kubis, dan sayuran cruciferous lainnya.
  • Nasturtiin – Glukosinolat yang berperan dalam meningkatkan pertahanan antioksidan tubuh. Ditemukan dalam tubuh di: sistem pencernaan dan darah. Sumber alami: selada air.
  • Sulforaphane – Dikenal memiliki sifat antioksidan, antiinflamasi, serta potensi perlindungan terhadap kanker. Ditemukan dalam tubuh di: sistem pencernaan, hati, dan darah. Sumber alami: brokoli, kubis, kale, dan sayuran cruciferous lainnya.
J. Antioksidan Hormon (Hormon yang Memiliki Aktivitas Antioksidan)

👉 Antioksidan Berdasarkan Fungsinya dalam Tubuh: Beberapa hormon dalam tubuh memiliki efek perlindungan terhadap stres oksidatif.

📌 Fungsi utama:

  • 🧠 Melindungi sistem saraf dan otak dari kerusakan oksidatif
  • 🛡 Mengurangi stres oksidatif yang berkaitan dengan penuaan
  • 🔄 Menjaga keseimbangan metabolisme dan sistem imun

👉 Beberapa hormon yang memiliki aktivitas antioksidan:

  • Adrenalin & Noradrenalin – Berfungsi dalam respons stres dan membantu menyeimbangkan aktivitas antioksidan tubuh. Ditemukan dalam tubuh di: kelenjar adrenal dan sistem saraf. Sumber alami: makanan kaya tirosin seperti daging ayam, ikan, keju, dan kacang-kacangan.
  • Cortisol – Meskipun dikenal sebagai hormon stres, pada kadar yang seimbang dapat membantu mengurangi peradangan dan mendukung aktivitas antioksidan. Ditemukan dalam tubuh di: kelenjar adrenal dan sirkulasi darah. Sumber alami: makanan kaya omega-3 seperti ikan salmon, biji chia, dan kenari.
  • Dehydroepiandrosterone (DHEA) – Hormon yang menurun seiring usia dan berperan dalam perlindungan sel dari stres oksidatif. Ditemukan dalam tubuh di: kelenjar adrenal dan jaringan otot. Sumber alami: ubi liar (wild yam), ginseng, dan makanan tinggi kolesterol sehat.
  • Estrogen – Memiliki aktivitas antioksidan dengan menurunkan stres oksidatif dan melindungi pembuluh darah. Ditemukan dalam tubuh di: ovarium, jaringan lemak, dan otak. Sumber alami: kedelai (isoflavon), biji rami (lignan), dan produk berbasis fitoestrogen lainnya.
  • Growth Hormone (GH) – Membantu regenerasi sel dan melindungi jaringan dari kerusakan oksidatif. Ditemukan dalam tubuh di: kelenjar pituitari dan jaringan otot. Sumber alami: makanan tinggi protein seperti daging tanpa lemak, ikan, telur, dan susu.
  • Hormon Tiroid (T3 & T4) – Membantu mengontrol metabolisme dan mendukung enzim antioksidan seperti SOD dan glutathione. Ditemukan dalam tubuh di: kelenjar tiroid dan darah. Sumber alami: makanan kaya yodium seperti rumput laut, ikan laut, dan telur.
  • Insulin – Berperan dalam mengatur kadar gula darah sekaligus memiliki efek perlindungan terhadap stres oksidatif. Ditemukan dalam tubuh di: pankreas dan sirkulasi darah. Sumber alami: makanan rendah glikemik seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh.
  • Leptin – Hormon yang mengatur nafsu makan dan metabolisme serta berperan dalam mengurangi stres oksidatif. Ditemukan dalam tubuh di: jaringan lemak dan hipotalamus. Sumber alami: makanan tinggi serat seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh.
  • Melatonin – Hormon tidur yang juga bertindak sebagai antioksidan kuat. Ditemukan dalam tubuh di: kelenjar pineal dan darah. Sumber alami: ceri, anggur, pisang, tomat, dan kacang-kacangan.
  • Progesteron – Berperan dalam keseimbangan hormonal dan memiliki efek perlindungan terhadap stres oksidatif di otak. Ditemukan dalam tubuh di: ovarium, kelenjar adrenal, dan otak. Sumber alami: kuning telur, susu full-fat, dan makanan kaya vitamin B6 seperti pisang dan kentang.
  • Testosteron – Hormon yang berperan dalam regulasi antioksidan dengan melindungi jaringan dari kerusakan oksidatif. Ditemukan dalam tubuh di: testis, ovarium, dan kelenjar adrenal. Sumber alami: makanan kaya zinc seperti tiram, daging merah, serta alpukat dan kacang-kacangan.
  • Tiroksin – Hormon tiroid yang mengatur metabolisme, pertumbuhan, dan energi tubuh. Produksinya bergantung pada asupan yodium. Ditemukan dalam tubuh di: kelenjar tiroid dan darah. Sumber alami: garam beryodium, rumput laut, ikan, dan produk susu.
K. Antioksidan Karotenoid

👉 Antioksidan Berdasarkan Sumber & Struktur Kimia: Pigmen organik yang larut dalam lemak dan bertindak sebagai penangkal oksigen singlet serta pelindung sel.

📌 Fungsi utama:

  • 👁 Melindungi mata dari kerusakan akibat cahaya biru dan oksidasi.
  • 🛡 Mengurangi risiko penyakit degeneratif seperti katarak dan degenerasi makula.
  • 💖 Menjaga kesehatan jantung dengan mengurangi oksidasi kolesterol LDL.
  • 🧴 Melindungi kulit dari efek buruk sinar UV dan penuaan dini.
  • 🦠 Mendukung sistem imun dengan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan penyakit.

Beberapa karotenoid yang berperan sebagai antioksidan:

  • Alfa-Karoten – Mirip dengan beta-karoten, tetapi memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dalam beberapa kondisi. Sumber alami tertinggi: Wortel, labu, tangerine.
  • Anteraxanthin – Karotenoid yang ditemukan dalam ganggang dan sayuran hijau, berfungsi dalam melindungi sel dari stres oksidatif. Sumber alami tertinggi: Ganggang hijau, bayam, kale.
  • Astaxanthin – Karotenoid kuat yang ditemukan dalam alga dan hewan laut, memiliki efek antiinflamasi dan meningkatkan daya tahan tubuh. Sumber alami tertinggi: Ganggang merah, salmon, udang.
  • Beta-Karoten – β-Karoten, prekursor vitamin A yang membantu menjaga kesehatan mata dan kulit. Sumber alami tertinggi: Wortel, ubi jalar, bayam.
  • Beta-Kriptoxantin – Sumber vitamin A yang ditemukan dalam jeruk dan pepaya, membantu menjaga kesehatan tulang dan kekebalan tubuh. Sumber alami tertinggi: Pepaya, jeruk, cabai merah.
  • Fucoxanthin – Ditemukan dalam alga coklat, memiliki potensi dalam mendukung metabolisme dan kesehatan jantung. Sumber alami tertinggi: Wakame, kombu, alga coklat.
  • Kapsanthin – Ditemukan dalam paprika merah, memiliki efek antioksidan dan antiinflamasi. Sumber alami tertinggi: Paprika merah, cabai merah.
  • Kapsorubin – Karotenoid merah dalam paprika yang membantu melindungi sel dari stres oksidatif. Sumber alami tertinggi: Paprika merah matang, cabai merah tua.
  • Lutein – Berperan dalam melindungi retina dari kerusakan akibat cahaya biru. Sumber alami tertinggi: Bayam, kale, brokoli.
  • Likopen – Ditemukan dalam tomat dan semangka, membantu melindungi sel dari stres oksidatif dan mendukung kesehatan jantung. Sumber alami tertinggi: Tomat matang, semangka, jambu biji.
  • Neoxanthin – Ditemukan dalam sayuran hijau seperti bayam dan brokoli, berkontribusi dalam mekanisme perlindungan sel. Sumber alami tertinggi: Bayam, brokoli, kale.
  • Violaxanthin – Terdapat dalam bayam dan paprika kuning, berperan dalam perlindungan sel dari radikal bebas. Sumber alami tertinggi: Bayam, selada, paprika kuning.
  • Zeaxanthin – Bekerja bersama lutein untuk mendukung kesehatan mata dan mengurangi risiko degenerasi makula. Sumber alami tertinggi: Jagung, paprika oranye, kuning telur.

Beberapa antioksidan karotenoid yang memiliki peran ganda, misalnya:

  • Lutein & Zeaxanthin – Mendukung kesehatan mata, mengurangi risiko katarak dan degenerasi makula. Sumber alami tertinggi: bayam, kale, jagung, brokoli, dan kuning telur.
  • Beta-Karoten & Beta-Kriptoxantin – Mendukung sistem imun dan juga berperan dalam kesehatan mata. Sumber alami tertinggi: wortel, ubi jalar, paprika merah, mangga, dan labu.
  • Astaxanthin – Memiliki efek antiinflamasi yang dapat mendukung sistem imun dan kesehatan mata secara bersamaan. Sumber alami tertinggi: alga Haematococcus pluvialis, salmon, udang, lobster, dan kepiting.
L. Antioksidan Melanoidins

👉 Antioksidan Berdasarkan Fungsinya dalam Tubuh: Senyawa polimer kompleks yang terbentuk selama proses pemanasan makanan dan memiliki sifat antioksidan, seperti melanoidin, yang merupakan hasil reaksi Maillard dalam makanan. Melanoidin bukanlah zat tunggal, melainkan kelompok senyawa yang terbentuk dari reaksi pencoklatan non-enzimatik. Makanan fermentasi lainnya, seperti roti sourdough, juga mengandung melanoidin dalam jumlah yang bervariasi. Selain itu, proses pemanggangan dan pemanasan yang lama berkontribusi pada pembentukan melanoidin, seperti dalam pembuatan kopi, teh, dan kakao.

📌 Fungsi utama:

  • 🛡 Menangkap radikal bebas dan mengurangi stres oksidatif.
  • 🔄 Meningkatkan aktivitas enzim detoksifikasi dalam tubuh.
  • Berperan dalam manfaat kesehatan kopi, seperti perlindungan terhadap penyakit neurodegeneratif.

Beberapa sumber melanoidin yang berperan sebagai antioksidan:

  • Bir dan malt – Proses pemanggangan malt dalam pembuatan bir menghasilkan melanoidin yang memiliki sifat antioksidan, membantu melindungi sel dari stres oksidatif.
  • Kopi dan kakao – Mengandung kadar melanoidin tinggi yang berkontribusi terhadap efek antioksidan dalam tubuh, membantu melawan radikal bebas serta memiliki manfaat neuroprotektif.
  • Makanan yang dipanggang atau digoreng – Seperti kentang panggang, daging panggang, dan roti panggang yang mengalami reaksi Maillard, menghasilkan melanoidin dengan efek antioksidan.
  • Melanoidin dalam reaksi Maillard – Terbentuk dari reaksi pencoklatan makanan antara asam amino dan gula reduksi, ditemukan dalam kopi, roti panggang, dan bir.
  • Produk fermentasi berbasis kedelai – Seperti kecap, miso, dan tempe yang mengandung melanoidin hasil fermentasi dan pemasakan, memberikan efek perlindungan terhadap stres oksidatif.
  • Produk panggangan – Seperti roti, kue, dan biskuit yang mengalami reaksi Maillard, menghasilkan melanoidin yang memiliki aktivitas antioksidan kuat.
  • Sayuran yang dipanggang – Seperti bawang panggang dan paprika panggang yang mengandung melanoidin hasil proses pemanggangan, meningkatkan aktivitas antioksidan alami.
  • Teh hitam dan teh oolong – Mengalami proses fermentasi dan oksidasi yang menghasilkan senyawa melanoidin dengan efek perlindungan terhadap radikal bebas serta manfaat bagi kesehatan kardiovaskular.
M. Antioksidan Mineral & Vitamin

👉 Antioksidan Berdasarkan Fungsinya dalam Tubuh: Mikronutrien yang membantu menangkal radikal bebas serta berperan sebagai kofaktor dalam berbagai reaksi antioksidan.

📌 Fungsi utama:

  • 🛡 Melindungi sel dari kerusakan akibat oksidasi.
  • 🦠 Memperkuat sistem imun dengan mendukung aktivitas sel imun.
  • 🔄 Mendukung fungsi enzim antioksidan dalam menetralisir radikal bebas.

Beberapa mineral & vitamin yang berperan sebagai antioksidan:

  • Beta-Karoten – Prekursor vitamin A yang berfungsi sebagai antioksidan dalam melindungi jaringan tubuh dan mendukung kesehatan mata.
  • Biotin (Vitamin B7) – Membantu metabolisme sel serta melindungi tubuh dari stres oksidatif. Sumber alami: telur, alpukat, salmon, dan kacang-kacangan.
  • Coenzyme Q10 – Berperan dalam produksi energi sel dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif yang terkait dengan penuaan.
  • Flavonoid – Senyawa alami dalam buah dan sayur yang memiliki sifat antioksidan kuat untuk melawan radikal bebas. Sumber alami: teh hijau, anggur, apel, bawang merah, dan cokelat hitam.
  • Folat (Vitamin B9) – Mendukung produksi sel baru serta mengurangi stres oksidatif dengan menekan homosistein yang dapat menyebabkan kerusakan sel. Sumber alami: bayam, asparagus, kacang-kacangan, dan hati sapi.
  • Karotenoid (Lutein & Zeaxanthin) – Melindungi mata dari kerusakan akibat sinar biru dan radikal bebas. Sumber alami: jagung, paprika, bayam, dan kuning telur.
  • Kromium – Membantu metabolisme glukosa dan memiliki efek antioksidan dengan meningkatkan sensitivitas insulin. Sumber alami: brokoli, anggur, kentang, bawang putih, dan kacang-kacangan.
  • Magnesium – Berperan dalam regulasi stres oksidatif dan mendukung fungsi mitokondria untuk produksi energi. Sumber alami: bayam, alpukat, kacang almond, biji labu, dan pisang.
  • Mangan – Kofaktor enzim superoxide dismutase (SOD) yang membantu menetralisir radikal bebas dalam tubuh. Sumber alami: nanas, teh hitam, kacang-kacangan, oat, dan bayam.
  • Melatonin – Hormon alami yang berperan sebagai antioksidan kuat dan membantu melindungi mitokondria dari stres oksidatif. Sumber alami: ceri, anggur, tomat, dan kenari.
  • Niacin (Vitamin B3) – Berperan dalam produksi energi dan membantu perbaikan DNA yang rusak akibat oksidasi. Sumber alami: ayam, daging merah, ikan tuna, dan jamur.
  • Pyridoxine (Vitamin B6) – Berperan dalam metabolisme asam amino serta melindungi otak dari stres oksidatif. Sumber alami: pisang, ayam, ikan, dan kentang.
  • Resveratrol – Senyawa polifenol yang ditemukan dalam anggur merah dan kacang, membantu melindungi sel dari stres oksidatif. Sumber alami: anggur merah, blueberry, kacang tanah, dan cokelat hitam.
  • Riboflavin (Vitamin B2) – Kofaktor dalam produksi glutathione, yang berperan sebagai antioksidan utama dalam tubuh. Sumber alami: susu, telur, hati, dan jamur.
  • Selenium – Mineral esensial yang menjadi kofaktor enzim glutathione peroxidase, membantu detoksifikasi radikal bebas. Sumber alami: kacang Brazil, ikan tuna, daging ayam, telur, dan jamur.
  • Silika – Mineral yang mendukung kesehatan kulit dan jaringan ikat serta membantu detoksifikasi logam berat. Sumber alami: pisang, kentang, mentimun, dan gandum utuh.
  • Sulfur – Berperan dalam sintesis glutathione serta mendukung detoksifikasi tubuh. Sumber alami: bawang putih, bawang merah, telur, dan brokoli.
  • Vitamin A (Retinol) – Melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas serta berperan dalam kesehatan mata dan kulit. Sumber alami: hati sapi, telur, susu, wortel, dan bayam.
  • Vitamin C (Asam Askorbat) – Larut dalam air, membantu regenerasi antioksidan lain seperti vitamin E dan meningkatkan sistem imun. Sumber alami: jeruk, kiwi, stroberi, brokoli, dan paprika.
  • Vitamin D – Berperan dalam regulasi sistem imun dan memiliki sifat antioksidan dalam mengurangi peradangan. Sumber alami: ikan salmon, jamur, kuning telur, dan susu fortifikasi.
  • Vitamin E (α-Tokoferol & Tokotrienol) – Vitamin larut lemak yang berperan sebagai antioksidan, melindungi membran sel dari oksidasi, mendukung kesehatan kulit, serta berkontribusi pada fungsi imun dan antiinflamasi. Sumber alami: kacang almond, biji bunga matahari, bayam, dan minyak zaitun.
  • Vitamin K – Berperan dalam perlindungan sel terhadap stres oksidatif serta mendukung kesehatan tulang dan kardiovaskular. Sumber alami: bayam, kale, brokoli, dan kol.
  • Zinc (Seng) – Berperan dalam mendukung sistem imun, mempercepat penyembuhan luka, dan melindungi sel dari stres oksidatif. Sumber alami: daging sapi, tiram, biji labu, kacang-kacangan, dan susu.
N. Antioksidan Metal Chelator (Kelator Logam Berat)

👉 Antioksidan Berdasarkan Mekanisme Kerja:Antioksidan yang bekerja dengan cara mengikat logam transisi, seperti besi dan tembaga, untuk mencegah pemicu stres oksidatif.

📌 Fungsi utama:

  • ⚡ Mencegah pembentukan radikal hidroksil yang sangat reaktif
  • 🛡 Menurunkan risiko stres oksidatif akibat kelebihan logam transisi
  • 🩸 Membantu detoksifikasi logam berat dalam tubuh

👉 Beberapa senyawa kelator logam berat yang berperan sebagai antioksidan:

  • Asam Alfa-Lipoat – Mengikat logam berat serta meningkatkan aktivitas antioksidan lain seperti vitamin C dan E. Sumber alami: bayam, brokoli, hati, dan kentang.
  • Asam Fitat – Mengikat ion besi berlebih dan mencegah reaksi Fenton yang menghasilkan radikal bebas. Sumber alami: biji-bijian utuh (beras merah, gandum), kacang-kacangan, dan polong-polongan.
  • Asam Oksalat – Mengurangi ketersediaan logam berat dalam tubuh, sehingga menekan produksi radikal bebas. Sumber alami: bayam, rhubarb, cokelat, teh hitam, dan bit.
  • Asam Sitrat – Berperan dalam pengikatan logam berat seperti timbal dan aluminium, membantu pembuangan racun. Sumber alami: jeruk, lemon, dan buah beri.
  • Curcumin – Senyawa aktif dalam kunyit yang membantu mengikat ion besi berlebih dan memiliki efek antioksidan kuat. Sumber alami: kunyit dan temulawak.
  • Chlorophyll – Berperan dalam mengikat logam berat seperti kadmium dan merkuri, membantu detoksifikasi. Sumber alami: sayuran hijau seperti bayam, kale, dan rumput laut.
  • EDTA Alami – Senyawa alami yang dapat mengikat logam berat dan membantu ekskresi. Sumber alami: biji rami, rumput laut, dan bawang putih.
  • Flavonoid (Quercetin & Catechin) – Mengikat ion besi dan tembaga, mengurangi stres oksidatif. Sumber alami: apel, bawang merah, teh hijau, dan anggur merah.
  • Glutathione – Bertindak sebagai kelator merkuri dan arsenik, serta berperan dalam detoksifikasi logam berat. Sumber alami: asparagus, alpukat, bayam, dan brokoli.
  • Laktoferin – Protein yang memiliki sifat antimikroba, antiinflamasi, dan mendukung sistem imun. Ditemukan dalam: susu, kolostrum, serta air mata dan air liur dalam jumlah kecil.
  • Melanin – Pigmen alami yang dapat mengikat logam berat seperti timbal dan merkuri, membantu detoksifikasi tubuh. Sumber alami: kakao, kopi, teh hitam, dan kulit anggur.
  • Pektin – Serat larut yang dapat mengikat logam berat seperti timbal dan membantu ekskresi dari tubuh. Sumber alami: apel, wortel, dan buah jeruk.
  • Polifenol dari Teh Hijau – Mengurangi stres oksidatif dan membantu mengikat logam berat dalam tubuh. Sumber alami: teh hijau dan teh hitam.
  • Resveratrol – Senyawa polifenol yang berperan sebagai kelator logam berat dan memiliki sifat antioksidan kuat. Sumber alami: anggur merah, blueberry, dan kacang.
  • Silymarin – Senyawa dari milk thistle yang membantu detoksifikasi logam berat dan melindungi hati dari stres oksidatif. Sumber alami: biji milk thistle.
  • Zeolit – Mineral alami yang memiliki kemampuan menyerap dan mengikat logam berat dalam tubuh. Sumber alami: tanah liat vulkanik dan suplemen zeolit.
O. Antioksidan Peptida & Protein

👉 Antioksidan Berdasarkan Fungsinya dalam Tubuh: Beberapa protein dan peptida tertentu memiliki aktivitas antioksidan dengan menangkap radikal bebas atau mendukung enzim antioksidan lainnya.

📌 Fungsi utama:

  • 🛡 Berperan dalam mekanisme pertahanan sel terhadap stres oksidatif.
  • Menjaga keseimbangan oksidatif dalam tubuh.
  • 🔄 Mendukung aktivitas enzim antioksidan untuk perlindungan sel yang lebih baik.

Beberapa peptida & protein yang berperan sebagai antioksidan:

  • Albumin – Protein dalam plasma darah yang membantu mengikat dan menetralkan radikal bebas serta mendukung keseimbangan redoks. Ditemukan dalam: Darah, telur, dan susu.
  • Carnosine – Dipeptida yang ditemukan dalam otot dan otak, berfungsi sebagai antioksidan serta membantu mengurangi glikasi. Ditemukan dalam: Daging merah, ayam, dan ikan.
  • Casein Phosphopeptide (CPP) – Peptida dari susu yang memiliki efek antioksidan serta meningkatkan ketersediaan mineral dalam tubuh. Ditemukan dalam: Produk susu dan suplemen.
  • Collagen Peptides – Peptida yang berasal dari kolagen, memiliki sifat antioksidan dan mendukung kesehatan kulit serta jaringan ikat.
  • Enzim Katalase – Menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen untuk mengurangi stres oksidatif.
  • Ferritin – Protein penyimpan besi yang membantu mengontrol tingkat ion besi bebas dan mengurangi stres oksidatif.
  • Glutathione – Tripeptida alami yang merupakan master antioksidan tubuh, membantu mendetoksifikasi racun dan menangkal radikal bebas.
  • Glutathione Peroxidase (GPx) – Enzim yang menggunakan selenium sebagai kofaktor untuk menetralisir hidrogen peroksida dan lipid peroksida.
  • Hemoglobin – Selain berfungsi mengangkut oksigen, juga memiliki kemampuan menangkap radikal bebas dan melindungi sel darah merah dari stres oksidatif.
  • Karnosin – Dipeptida yang terdiri dari beta-alanin dan histidin, dikenal memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi, serta membantu mengurangi stres oksidatif dalam tubuh. Ditemukan dalam: Daging merah, unggas, dan ikan.
  • Laktoferin – Protein dalam susu yang memiliki aktivitas antioksidan serta membantu mengikat ion besi bebas untuk mencegah stres oksidatif. Ditemukan dalam: Susu, kolostrum, dan cairan tubuh seperti air mata dan air liur.
  • Myoglobin – Protein dalam otot yang membantu menyimpan oksigen serta memiliki kemampuan menangkal radikal bebas.
  • Ovalbumin – Protein utama dalam putih telur yang memiliki sifat antioksidan dan mendukung perlindungan terhadap stres oksidatif.
  • Peptida Bioaktif – Dihasilkan dari pemecahan protein makanan, memiliki efek antioksidan dan mendukung kesehatan tubuh.
  • Peroksidase – Enzim yang membantu mendetoksifikasi senyawa peroksida yang berbahaya.
  • Superoksida Dismutase (SOD) – Enzim yang mengubah radikal superoksida menjadi bentuk yang lebih tidak berbahaya.
  • Thioredoxin – Protein kecil yang berperan dalam regulasi redoks seluler dan membantu mengurangi stres oksidatif.
  • Transferrin – Protein yang mengikat besi dalam darah dan mencegah pembentukan radikal bebas dari ion besi bebas.
P. Antioksidan Polysaccharide (Polisakarida Antioksidan)

Antioksidan Berdasarkan Sumber & Struktur Kimia, bisa juga Antioksidan dari Sumber Khusus: senyawa karbohidrat kompleks yang memiliki kemampuan menangkal radikal bebas dan melindungi sel dari kerusakan oksidatif. Antioksidan Polysaccharide (Polisakarida Antioksidan) adalah senyawa polisakarida alami yang memiliki aktivitas antioksidan dengan melindungi sel dari stres oksidatif, meningkatkan sistem imun, dan mendukung kesehatan seluler. Polisakarida antioksidan ditemukan dalam berbagai sumber alami seperti tumbuhan, alga, dan mikroba. Contohnya termasuk beta-glukan dari jamur dan eksopolisakarida yang diproduksi oleh bakteri probiotik. Eksopolisakarida mikrobiota merupakan polisakarida yang dihasilkan oleh bakteri probiotik dan memiliki potensi dalam modulasi sistem imun serta perlindungan seluler. Polisakarida antioksidan dari mikroba bisa termasuk dalam kategori postbiotik, tetapi postbiotik dan polifenol mikrobiota mencakup lebih banyak jenis senyawa selain polisakarida.

📌 Fungsi utama:

  • 🛡 Menangkal radikal bebas – Polisakarida antioksidan membantu menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan oksidatif pada sel.
  • 🛡 Meningkatkan sistem imun – Beberapa polisakarida berperan sebagai imunomodulator, memperkuat daya tahan tubuh terhadap patogen.
  • 🛡 Mendukung kesehatan sel dan jaringan – Membantu dalam regenerasi sel, penyembuhan luka, dan perlindungan dari penuaan dini.

Beberapa polisakarida yang berfungsi sebagai antioksidan:

  • Arabinogalaktan – Ditemukan dalam tanaman seperti larch (pohon cemara), memiliki sifat antioksidan serta meningkatkan kesehatan sistem kekebalan tubuh. Penggunaan utama: Suplemen prebiotik, farmasi, dan kosmetik.
  • Beta-glukan – Polisakarida yang ditemukan dalam jamur, gandum, dan ragi, dikenal karena sifat antioksidan dan imunomodulatornya. Penggunaan utama: Suplemen kesehatan, makanan fungsional, dan farmasi.
  • Chitosan – Diperoleh dari kitin dalam cangkang krustasea, memiliki aktivitas antioksidan serta membantu detoksifikasi dan penyembuhan luka. Penggunaan utama: Farmasi, kosmetik, dan industri makanan.
  • Dextran – Polisakarida hasil fermentasi bakteri yang memiliki sifat antioksidan dan digunakan dalam berbagai aplikasi medis. Penggunaan utama: Farmasi (infus dan plasma darah buatan), makanan, dan bioteknologi.
  • Fucoidan – Polisakarida dari alga coklat yang memiliki efek antioksidan kuat, serta berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menghambat pertumbuhan sel kanker. Penggunaan utama: Suplemen kesehatan, farmasi, dan produk kosmetik.
  • Hyaluronic Acid (Asam Hialuronat) – Polisakarida yang berperan dalam hidrasi sel dan perlindungan jaringan dari stres oksidatif. Penggunaan utama: Produk perawatan kulit, farmasi, dan oftalmologi.
  • Laminarin – Polisakarida dari alga coklat yang berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan memiliki efek antioksidan. Penggunaan utama: Suplemen kesehatan, farmasi, dan kosmetik.
  • Pullulan – Polisakarida dari fermentasi jamur Aureobasidium pullulans, dikenal karena efek antioksidan dan aplikasinya dalam industri farmasi dan makanan. Penggunaan utama: Kapsul farmasi, film pelapis makanan, dan industri kosmetik.
  • Pektin – Polisakarida alami yang ditemukan dalam kulit buah-buahan seperti apel dan jeruk, berfungsi sebagai antioksidan dan mendukung kesehatan pencernaan. Penggunaan utama: Farmasi, makanan fungsional, dan industri pangan.
  • Xilan – Ditemukan dalam biji-bijian seperti gandum dan jagung, memiliki efek antioksidan dan mendukung kesehatan usus. Penggunaan utama: Suplemen prebiotik, industri makanan, dan farmasi.
Q. Antioksidan Sintetik

Antioksidan dari Sumber Khusus: Senyawa buatan yang mampu menetralkan radikal bebas dan mencegah kerusakan oksidatif, seperti BHT (Butylated Hydroxytoluene) dan BHA (Butylated Hydroxyanisole). Antioksidan sintetik digunakan dalam makanan, kosmetik, dan produk farmasi untuk mencegah oksidasi, memperpanjang umur simpan, serta melindungi dari kerusakan akibat radikal bebas.

📌 Fungsi utama:

  • 🛡 Mencegah oksidasi – Menghambat reaksi oksidatif yang menyebabkan ketengikan pada makanan dan degradasi dalam produk farmasi.
  • 🛡 Memperpanjang umur simpan – Digunakan dalam industri makanan dan kosmetik untuk mencegah kerusakan produk.
  • 🛡 Menstabilkan formulasi – Berperan dalam menjaga kestabilan bahan aktif dalam farmasi dan kosmetik.

Beberapa antioksidan sintetik yang umum digunakan:

  • Ascorbyl Palmitate – Ester vitamin C yang larut dalam lemak, digunakan dalam produk pangan dan kosmetik sebagai antioksidan. Penggunaan utama: Suplemen, makanan olahan, dan kosmetik.
  • BHT (Butylated Hydroxytoluene) – Antioksidan sintetis yang digunakan untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi lemak dalam makanan olahan, sereal, dan kosmetik. Penggunaan utama: Produk pangan, farmasi, dan kosmetik.
  • BHA (Butylated Hydroxyanisole) – Senyawa antioksidan yang digunakan sebagai pengawet dalam makanan berlemak, margarin, dan produk farmasi untuk memperpanjang umur simpan. Penggunaan utama: Makanan olahan, farmasi, dan pakan ternak.
  • Erythorbic Acid & Sodium Erythorbate – Digunakan dalam daging olahan, makanan kaleng, dan minuman untuk mencegah perubahan warna serta memperpanjang masa simpan. Penggunaan utama: Produk pangan dan industri pengolahan makanan.
  • Gallates (Octyl Gallate, Dodecyl Gallate, Lauryl Gallate) – Melindungi lemak dan minyak dari oksidasi, sering ditemukan dalam makanan olahan. Penggunaan utama: Produk pangan dan industri makanan.
  • Propil Galat (PG) – Antioksidan yang membantu menghambat peroksidasi lipid dalam minyak nabati, daging olahan, dan kosmetik agar kualitas produk tetap terjaga. Penggunaan utama: Produk makanan, farmasi, dan kosmetik.
  • TBHQ (Tertiary Butylhydroquinone) – Banyak digunakan dalam makanan cepat saji, minyak goreng, dan makanan ringan untuk memperpanjang masa simpan dengan menghambat oksidasi lemak. Penggunaan utama: Makanan olahan, minyak goreng, dan industri pangan.
  • Tocopherol Sintetis (Vitamin E Sintetis) – Versi sintetis dari vitamin E, digunakan sebagai antioksidan dalam makanan, suplemen, dan kosmetik. Penggunaan utama: Produk farmasi, suplemen, dan kosmetik.
R. Antioksidan Sulfur-Organik

👉 Antioksidan Berdasarkan Sumber & Struktur Kimia: Senyawa yang mengandung sulfur dengan sifat antioksidan dan antiinflamasi.

📌 Fungsi utama:

  • 🛡 Melindungi sel dari oksidasi.
  • ❤️ Mendukung kesehatan kardiovaskular dan proses detoksifikasi tubuh.

Beberapa senyawa sulfur-organik yang berperan sebagai antioksidan:

  • Allicin – Senyawa aktif dalam bawang putih yang memiliki sifat antioksidan kuat dan mendukung sistem kekebalan tubuh. Sumber alami: Bawang putih.
  • Cysteine & N-Acetylcysteine (NAC) – Berperan dalam sintesis glutathione, membantu detoksifikasi dan melindungi sel dari stres oksidatif. Sumber alami: Daging, telur, susu, dan bawang putih.
  • Dimethyl Sulfone (MSM) – Sumber sulfur organik yang mendukung kesehatan sendi dan mengurangi stres oksidatif. Sumber alami: Bawang putih, sayuran cruciferous, dan makanan laut.
  • Ergothioneine – Antioksidan yang mengandung sulfur, membantu melindungi DNA dari stres oksidatif. Sumber alami: Jamur, kacang-kacangan, dan hati.
  • Glutathione – Antioksidan utama dalam tubuh yang mengandung sulfur dan berperan penting dalam detoksifikasi serta perlindungan sel. Sumber alami: Bayam, alpukat, asparagus, dan brokoli.
  • Hydrogen Sulfide (H₂S) – Senyawa gasotransmitter yang memiliki efek antioksidan dan mendukung fungsi mitokondria. Sumber alami: Diproduksi dalam tubuh dan ditemukan dalam makanan kaya sulfur seperti bawang putih dan telur.
  • Metionin – Asam amino esensial yang mengandung sulfur, berperan dalam detoksifikasi dan sintesis protein. Sumber alami: Daging, ikan, susu, dan kacang-kacangan.
  • S-allyl Cysteine – Senyawa dalam bawang putih yang memiliki sifat antioksidan dan melindungi sel saraf. Sumber alami: Bawang putih.
  • Sulforaphane – Senyawa aktif dalam brokoli dan sayuran cruciferous yang meningkatkan enzim detoksifikasi tubuh. Sumber alami: Brokoli, kubis, kembang kol, dan sayuran cruciferous lainnya.
  • Taurine – Asam amino yang mengandung sulfur, membantu menjaga keseimbangan elektrolit dan memiliki sifat antioksidan. Sumber alami: Daging, ikan, susu, dan telur.
S. Antioksidan Sumber Mikroba (Postbiotik & Polifenol Mikrobiota)

👉 Antioksidan dari Sumber Khusus: Senyawa antioksidan yang dihasilkan oleh mikroba dalam sistem pencernaan atau melalui fermentasi makanan. Sumber mikroba ini mencakup berbagai metabolit, seperti eksopolisakarida, polifenol yang dimodifikasi oleh mikrobiota usus, serta enzim dan peptida bioaktif dengan sifat antioksidan. Polisakarida antioksidan dari mikroba dapat dikategorikan sebagai postbiotik, namun postbiotik dan polifenol mikrobiota mencakup lebih banyak jenis senyawa selain polisakarida.

📌 Fungsi utama:

  • 🦠 Menjaga keseimbangan mikrobiota usus.
  • 🔄 Meningkatkan ketersediaan hayati antioksidan dalam tubuh.
  • 🛡 Mendukung kesehatan pencernaan dan sistem kekebalan tubuh.

Beberapa senyawa mikroba yang berperan sebagai antioksidan:

  • Butirat – Asam lemak rantai pendek yang diproduksi di dalam tubuh oleh bakteri usus saat mencerna serat, berperan dalam kesehatan usus serta memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan. Sumber alami: Fermentasi serat oleh bakteri usus seperti Faecalibacterium prausnitzii dan Roseburia.
  • Diindolylmethane (DIM) – Senyawa yang terbentuk di dalam tubuh dari fermentasi bakteri usus terhadap glukosinolat dalam sayuran cruciferous. Berperan dalam detoksifikasi hormon, perlindungan sel, dan keseimbangan estrogen. Sumber alami: Brokoli, kubis, kembang kol, dan sayuran cruciferous lainnya.
  • Exopolysaccharides (EPS) – Polisakarida yang diproduksi oleh bakteri probiotik, berperan dalam perlindungan sel dari stres oksidatif dan meningkatkan sistem imun. Sumber alami: Lactobacillus, Bifidobacterium, dan bakteri probiotik lainnya.
  • Hydroxytyrosol – Senyawa dengan aktivitas antioksidan tinggi yang dapat dihasilkan oleh mikroba selama fermentasi makanan kaya polifenol. Sumber alami: Fermentasi zaitun dan anggur oleh bakteri asam laktat.
  • Melanoidins – Senyawa kompleks yang terbentuk selama fermentasi dan proses Maillard, memiliki sifat antioksidan. Sumber alami: Kopi, kakao, roti panggang, dan makanan fermentasi.
  • Peptida Bioaktif – Dihasilkan dari fermentasi protein oleh bakteri probiotik, berperan dalam aktivitas antioksidan dan mendukung kesehatan pencernaan. Sumber alami: Fermentasi susu (keju, yogurt), natto, dan produk fermentasi berbasis protein.
  • Polifenol hasil fermentasi – Produk metabolit dari bakteri usus yang meningkatkan efektivitas antioksidan alami dari makanan. Sumber alami: Teh, kakao, buah beri, dan makanan kaya polifenol yang difermentasi oleh mikrobiota usus.
  • Postbiotik – Produk metabolit dari probiotik seperti butirat dan asam laktat yang memiliki efek antiinflamasi dan protektif. Sumber alami: Fermentasi susu (yogurt, kefir), kimchi, miso, dan tempe.
  • Pyrroloquinoline Quinone (PQQ) – Senyawa yang dihasilkan oleh beberapa bakteri yang berperan dalam perlindungan mitokondria dan memiliki efek antioksidan kuat. Sumber alami: Fermentasi oleh bakteri seperti Acinetobacter dan Methylobacterium, serta ditemukan dalam makanan fermentasi seperti natto.
  • Urolitin – Senyawa yang dihasilkan di dalam tubuh dari metabolisme ellagitannin oleh mikrobiota usus, berperan dalam perlindungan sel dan kesehatan mitokondria. Sumber alami: Delima, stroberi, raspberry, dan kacang-kacangan yang difermentasi oleh mikrobiota usus.
T. Antioksidan Terpenoid

👉 Antioksidan Berdasarkan Sumber & Struktur Kimia: Senyawa hidrokarbon dengan sifat antioksidan dan efek biologis lainnya.

📌 Fungsi utama:

  • 🛡 Melindungi sel dari kerusakan akibat oksidasi.
  • 🔥 Mengurangi peradangan dan stres oksidatif.
  • 🧠 Mendukung kesehatan otak dan meningkatkan fungsi kognitif.

Beberapa terpenoid yang berperan sebagai antioksidan:

  • Astaxanthin – Terpenoid karotenoid dengan aktivitas antioksidan kuat. Sumber alami: alga, udang, dan salmon.
  • Beta-Karoten – Prekursor vitamin A yang berfungsi sebagai antioksidan dalam melindungi sel. Sumber alami: wortel, bayam, dan ubi jalar.
  • Carvacrol – Senyawa dengan efek antioksidan dan mendukung kesehatan sistem imun. Sumber alami: oregano dan thyme.
  • Curcumin – Memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi yang kuat. Sumber alami: kunyit.
  • Farnesol – Berperan dalam melindungi sel dari stres oksidatif. Sumber alami: chamomile dan minyak esensial lainnya.
  • Ginkgolide – Terpenoid yang membantu meningkatkan sirkulasi darah dan melindungi saraf. Sumber alami: Ginkgo biloba.
  • Ginsenosida – Senyawa aktif dengan sifat adaptogenik yang membantu meningkatkan energi, daya tahan tubuh, dan fungsi kognitif. Sumber alami: ginseng.
  • Limonene – Bersifat antiinflamasi dan melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Sumber alami: kulit jeruk, lemon, dan buah citrus lainnya.
  • Limonoid – Senyawa fitokimia dengan sifat antioksidan, antiinflamasi, dan potensi perlindungan terhadap kanker. Sumber alami: kulit dan biji buah citrus.
  • Linalool – Memiliki efek relaksan dan antioksidan. Sumber alami: lavender, ketumbar, dan tanaman aromatik lainnya.
  • Lupeol – Memiliki efek antioksidan, antiinflamasi, dan antikanker. Sumber alami: mangga, stroberi, dan zaitun.
U. Antioksidan Ubiquinone (Coenzyme Q10, CoQ10)

👉 Antioksidan Berdasarkan Mekanisme Kerja: Molekul yang berperan dalam rantai transport elektron di mitokondria dan memiliki aktivitas antioksidan. Berperan dalam rantai transport elektron.

📌 Fungsi utama:

  • 🛡 Melindungi membran sel dari oksidasi.
  • Meningkatkan energi sel dan mendukung kesehatan jantung.
  • 🧠 Membantu fungsi kognitif dan mengurangi stres oksidatif pada otak.

Beberapa senyawa ubiquinone yang berperan sebagai antioksidan:

  • Coenzyme Q10 (CoQ10) – Senyawa penting dalam produksi energi seluler dan perlindungan sel dari stres oksidatif. Berperan dalam mendukung kesehatan jantung dan fungsi mitokondria. Sumber alami: Ikan berlemak (salmon, tuna), daging merah, dan kacang-kacangan.
  • Ubiquinol – Bentuk tereduksi dari CoQ10 yang memiliki aktivitas antioksidan lebih kuat dan lebih mudah diserap tubuh. Berperan dalam mendukung metabolisme energi dan perlindungan sel. Sumber alami: Bayam, brokoli, dan minyak zaitun.
  • Menaquinone (Vitamin K2) – Turunan ubiquinone yang berperan dalam kesehatan tulang dan kardiovaskular serta memiliki sifat antioksidan. Sumber alami: Natto (kedelai fermentasi), hati, dan keju fermentasi.
  • Plastoquinone – Senyawa ubiquinone dalam tumbuhan yang berperan dalam perlindungan terhadap stres oksidatif dan mendukung fotosintesis. Sumber alami: Ganggang hijau, bayam, dan sayuran hijau lainnya.
W. Meta Description

A.

B.

C.

D.

E.

F.

G.

H.

I.

J.

K.

L.

M.

N.

O.

P.

Q.

R.

S.

T.

U.

X. Meta Keyword

A.

B.

C.

D.

E.

F.

G.

H.

I.

J.

K.

L.

M.

N.

O.

P.

Q.

R.

S.

T.

U.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lebih 141 Bahasa Resmi Negara di Dunia

Jenis Marketing